5/08/2008

Sekiranya bukan karena ilmu, maka manusia akan seperti binatang


“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)KITA semua pasti sadar bahwa kita bisa bicara, jalan, tertawa itu karena belajar. Kita bisa beraktifitas dan menjadi seperti sekarang ini karena kita belajar. Belajar membuat kita pintar, mahir, alias tidak jadi orang jahil sesat dan dibodoh-bodohi orang lain yang berhati culas!Menuntut ilmu itu penting! Tanpa ilmu, manusia tak lebih sama dengan binatang. Maukah kamu disamakan dengan binatang? Tentu tidak! Olehnya itu, dimanapun dan kapanpun kamu berada, selalulah menuntut ilmu! Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang keluar menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.”Pentingnya menuntut ilmu juga terekam dalam ungkapan ini, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.”Ilmu itu akan membuat kita selamat. Ilmu itu juga yang akan membuat seseorang dihormati atau tidak di masyarakat. Sebuah pepatah mengatakan, “Orang berilmu itu besar walaupun masih muda, sedangkan orang bodoh itu kecil walaupun umurnya sudah tua.”Cobalah lihat di masyarakat! Pasti insan berilmulah yang sangat dihormati. Jika kita baca lembaran demi lembaran buku, dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa mereka yang dikenang dalam sejarah adalah orang yang berilmu. Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad, Umar bin Khattab, Leonardo Davinci, Johann Gutenberg, adalah beberapa nama orang besar yang masuk dalam buku The 100, a Ranking of the Influential Persons in History (Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah) karya Michael H. Hart.Seratus orang yang masuk dalam kategori berpengaruh di dunia versi Hart adalah sebagai berikut:(01) Nabi Muhammad, (02) Isaac Newton, (03)Nabi Isa, (04) Buddha, (05) Kong Hu Cu, (06) St. Paul, (07) Ts'ai Lun, (08) Johann Gutenberg, (09) Christopher Columbus, (10) Albert Einstein, (11) Karl Marx, (12) Louis Pasteur, (13) Galileo Galilei, (14) Aristoteles, (15) Lenin, (16) Nabi Musa, (17) Charles Darwin, (18) Shih Huang Ti, (19) Augustus Caesar, (20) Mao Tse-Tung, (21) Jengis Khan, (22) Euclid, (23) Martin Luther, (24) Nicolaus Copernicus, (25) James Watt, (26) Constantine Yang Agung, (27) George Washington, (28) Michael Faraday, (29) James Clerk Maxwell, (30) Orville Wright & Wilbur Wright, (31) Antone Laurent Lavoisier, (32) Sigmund Freud, (33) Alexander Yang Agung, (34) Napoleon Bonaparte, (35) Adolf Hitler, (36) William Shakespeare, (37) Adam Smith, (38) Thomas Edison, (39) Antony Van Leeuwenhoek, (40) Plato, (41) Guglielmo Marconi, (42) Ludwig Van Beethoven, (43) Werner Heisenberg, (44) Alexander Graham Bell, (45) Alexander Fleming, (46) Simon Bolivar, (47) Oliver Cromwell, (48) John Locke, (49) Michelangelo, (50) Pope Urban II, (51) Umar Ibn Al-Khattab, (52) Asoka, (53) St. Augustine, (54) Max Planck, (55) John Calvin, (56) William T.G.Morton, (57) William Harvey, (58) Antoine Henri Becquerel, (59) Gregor Mendel, (60) Joseph Lister, (61) Nikolaus August Otto, (62) Louis Daguerre, (63) Joseph Stalin, (64) Rene Descartes, (65) Julius Caesar, (66) Francisco Pizarro, (67) Hernando Cortes, (68) Ratu Isabella I, (69) William Sang Penakluk, (70) Thomas Jefferson, (71) Jean-Jacques Rousseau, (72) Edward Jenner, (73) Wilhelm Conrad Rontgen, (74) Johann Sebastian Bach, (75) Lao Tse, (76) Enrico Fermi, (77) Thomas Malthus, (78) Francis Bacon, (79) Voltaire, (80) John F. Kennedy, (81 Gregory Pincus, (82) Sui Wen Ti, (83) Mani, (84) Vasco Da Gama, (85) Charlemagne, (86) Cyrus Yang Agung, (87) Leonhard Euler, (88) Niccolo Machiavelli, (89) Zoroaster, (90) Menes, (91) Peter Yang Agung, (92) Meng-Tse (Mencius), (93) John Dalton, (94) Homer, (95) Ratu Elizabeth I, (96) Justinian I, (97) Johannes Kepler, (98) Pablo Picasso, (99) Mahavira, (100) Neils Bohr.Dalam buku yang oleh Roger Bonham dalam Columbus Dispatch dianggap sebagai buku yang merangsang pikiran dan sangat mengasyikkan ini, juga mengangkat nama Tsai Lun (sekitar 105 M) pada urutan ketujuh. Ia menempati urutan tersebut semata-mata karena dia telah menemukan kertas. Tsai Lun adalah seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang mempersembahkan contoh kertas kepada kaisar Ho Ti di Cina. Akhirnya, kaisar pun menaikkan pangkatnya dengan gelar bangsawan dan mulai tersohor namanya di seluruh daratan Cina. Lama setelah wafatnya Tsai Lun, muncullah Johann Gutenberg (1400-1468) yang oleh Hart dimasukkan dalam urutan kedelapan. Gutenberg bisa begitu dihormati itu karena dia berhasil menemukan mesin cetak. Itu karena dia tidak lalai dalam menggunakan akalnya, dalam menuntut ilmu dan berkreasi. * * *Coba lihat kucing! Dari dulu begitu terus gayanya. Dari dulu perilakunya juga tidak berubah. Selalu kalau mau cari ikan di dapur, berlagak pura-pura malu. Kita menyebutnya “malu-malu kucing”. Padahal, hatinya itu mau!Dari dulu sampai sekarang, pemikirannya tidak berubah. Mereka tidak pernah buat inovasi dengan telepon selluler, foto-foto, membuat rumah, atau terbang! Mereka tetap saja sama.Tapi manusia itu berbeda! Dulu berbulan-bulan baru tiba di tempat tujuan. Tapi dengan akalnya, manusia berhasil menemukan pesawat, kapal laut yang mempercepat tiba di tempat tujuan.Dulu kirim telegram atau kawat harus berminggu-minggu, saat ini tinggal tekan hp saja, pesan kita telah terkirim. Canggih dan beda, kan? “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tin: 4-6)“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra: 70)

KESETIAAN


KESETIAAN adalah salah satu syarat dari persahabatan. Kesetiaan akan mendatangkan kepercayaan antara satu dan yang lainnya. Seorang teman yang baik adalah yang setia kepada temannya. Kesetiaan akan mendatangkan kebahagiaan! Jika sifat ini tidak dimiliki dalam perkawanan, persahabatan, bahkan pernikahan, maka hubungan tersebut memiliki kerapuhan dari dalam. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan dalam menjalani kehidupan.Teman yang baik adalah yang juga suka berkorban. Teman yang baik akan mengorbankan kepentingannya hanya untuk melihat sebuah senyuman terpancar dari mulut temannya. Dengan pengorbanan, persahabatan antar sesama menjadi semakin erat.Cobalah kita lihat ketika pembagian daging kurban yang dibawa oleh panitia ke masing-masing pemilik rumah. Panitia telah mengorbankan waktu untuk melayani orang lain. Ada kebahagiaan di situ! Karena mengikuti risalah pengorbanan yang dibawa oleh khalilullah Ibrahim as.Tatkala nabi Ibrahim as. sampai di Makkah, ia bermimpi bahwa ada yang berkata kepadanya, “Sembelihlah anakmu!” Maka, nabi Ibrahim berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, lalu beliau pun berwudhu dan menunaikan shalat. Namun, ia bermimpi lagi kedua kalinya dengan mimpi yang sama, sehingga ia menyimpulkan bahwa itu adalah mimpi yang benar. Di dalam al-Qur’an kita lihat kisah pengorbanan beliau kepada anaknya, “Ibrahim berkata kepada Ismail: Sesungguhnya aku melihat di dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu.”Bagaimana kira-kira perasaan anda ketika orang tua Anda mengatakan akan menyembelih Anda?Dengan kesabaran dan pengorbanan menundukkan egoisme jiwa, masih dalam Ash-Shaffat 102, Ismail berkata dengan mantap, “Wahai bapakku, lakukanlah apa saja yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah (dengan kehendak Allah), niscaya engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Dari kisah nabi kita ini tergambarlah bagi kita bagaimana pengorbanan ayah dan anak kepada Allah. Dalam keadaan susah, kekeringan di Makkah, mereka bersabar dan tetap setia menjalankan perintah yang datangnya dari Allah. Jadi, teman, sahabat, keluarga yang baik adalah yang tetap cinta kepada kita walau kita dalam keadaan susah secara fisik dan psikis.

Jangan Menghianati Kepercayaan Seseorang

Jika ada orang yang percaya kepada Anda, itu tandanya Anda dianggap baik di matanya. Olehnya itu, jangan sampai gara-gara Anda berkhianat orang akan menjauh dan tidak percaya lagi padamu.Coba lihat bagaimana akhlak nabi kita ketika hendak hijrah bersama Abu Bakar ra. Ia meminta kepada Ali bin Abi Thalib ra. sepupunya yang pemberani itu agar mengembalikan barang-barang orang lain yang dititip kepadanya. Sebenarnya, bisa saja rasul langsung pergi hijrah dengan alasan keselamatan saya terancam dan barang orang lain akan dikembalikan sekembalinya ke Makkah. Akan tetapi, Rasulullah mempertimbangkan lebih jauh. Ia menjaga kepercayaan orang lain, karena itu adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di mahkamah manusia dan akhirat.“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (QS. Ali Imran: 161)“...Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.“ (QS. Al-Anfal: 58)* * *Bayangkanlah Anda hidup sendiri di muka bumi ini. Teman-teman tidak ada, orang-orang serba curiga dan menjauh. Saat ada pertemuan, tiba-tiba teman-teman Anda pun menjauh dari orbit diri Anda. Sakit dan sedih, bukan? Turunan dari sifat tidak berbohong adalah memperluas dan mempererat silaturrahim. Jika kebiasaan ini kita lakukan, maka yakin dan percaya teman kita akan bertambah! Relasi kerja kita akan semakin berkembang, dan tentunya akan memudahkan kita dalam urusan yang hendak kita selesaikan. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan, ”Saya adalah Arrahim. Saya menciptakan hubungan silaturrahim. Siapa yang melakukan hubungan silaturrahim maka saya menyambung hubungan dengannya dan siapa yang memutuskannya maka saya akan memutuskan hubungan dengannya.”“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Orang Pembohong

Gelisah itulah yang menjadi sifatnya. Orang yang bohong biasanya akan terkena sial. Dia ditimpa kesialan karena kebohongannya. Mari kita lihat kisah sederhana di bawah ini:”Ada seorang anak muda penggembala kambing. Setiap hari ia memberi makan gembalaannya dengan rumput yang segar. Suatu waktu, dia ingin menipu penduduk desanya. Maka berteriaklah ia, ”Serigala! Serigala!” Mendengar teriakan tersebut, para pemuda desa pun keluar dengan senjata mereka, akan tetapi mereka tidak mendapatkan sesuatu apa pun di lokasi teriakan itu. Mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing dengan kecewa. Tak jauh dari situ, sang penggembala pun menertawakan mereka. Di hari berikutnya, datanglah serigala yang sebenarnya. Penggembala itu pun ketakutan. Ia berteriak, ”Serigala! Serigala!” Mendengar teriakan itu, penduduk desanya mengira pasti penggembala itu akan menipu mereka lagi sebagaimana yang dilakukannya kemarin. Penduduk pun tak menghiraukannya. Akhirnya, sang serigala pun dengan buasnya menerkam sebagian besar kambing sang penggembala. Melihat fenomena tersebut, murung dan sedihlah hati penggembala muda itu sebagai akibat dari ulahnya sendiri.

Perjalanan Hidup Manusia

Barangsiapa berjalan di atas jalannya, sampailah iaMAU BERHASIL, jangan salah jalan! Jangan jadi orang sesat dalam meniti cita-cita. Saatnya kini kamu tentukan pilihan hidupmu, mau menjadi apa di masa depan nanti. Menjalani hidup ini jangan seperti pohon yang selalu mengikuti hembusan angin. Seorang bijak berkata, “Esok pasti ada tetapi esok belum pasti untuk kita. Beringat-ingatlah untuk menghadapi esok yang pasti akan datang.”Rasulullah Saw bersabda masalah pilihan hidup sebagai mukmin sejati, “Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqamahlah!” “Katakanlah inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)